Tatap Muka Asosiasi Petani Kakao Gunungkidul dengan Dinas Pertanian

 

Tatap Muka Asosiasi Petani Kakao Gunungkidul dengan Dinas Pertanian

Tatap Muka Asosiasi Petani Kakao Gunungkidul dengan Dinas Pertanian


Gunungkidul (DIY), SEHATYNEWS.id – Tatap muka pengurus petani kakao Gunungkidul yang tergabung dalam asosiasi “GALIH” dengan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunungkidul berjalan penuh keakraban. Tatap muka tersebut di selenggarakan pada Rabu (29/11/2023), bertempat di Padukuhan Blimbing Kalurahan Umbulrejo, Kapanewon Ponjong.

Asosiasi tersebut bersekertariat di Padukuhan Gondang, Kalurahan Ngawis, Kapanewon Karangmojo. Asosiasi “GALIH” berdiri sejak tahun 2015 yang lalu, diawali dari ide Gayus Maryono yang saat itu membentuk tim 9 pada 1 Desember 2015, seiring berjalanya waktu kemudian tim 9 melebur dirinya dengan membentuk sebuah Asosiasi petani kakao Gunungkidul dengan nama “GALIH”.


Rabono, yang merupakan ketua Asosiasi Petani Kakao Gunungkidul menyampaikan, “GALIH mempunyai arti Gumbregut Ambuka Linuwihe Hasil, jika diartikan dalam bahasa Indonesia, mempunyai arti semangat kerja keras dan membuka jalan untuk menghasilkan hal yang lebih baik,” jelasnya.

“Adapun Visi Misi Galih sebagai berikut, Visi, peningkatan hasil petani kakao Gunungkidul secara mandiri dan berkelanjutan,” ucap Rabono.


Lanjut Bono, adapun Misi. 1. Peningkatan pengetahuan sumber daya manusia petani Gunungkidul. 2. Pendataan dan dokumentasi. 3. Intensifikasi dan ektensifikasi kwalitas kakao Gunungkidul. 4. Pengembangan jaringan pemasaran kakao Gunungkidul.

“Untuk rencana kegiatan tindak lanjut nanti diawal tahun 2024 tepatnya bulan Januari, kita akan melakukan pendataan tegakan tanaman kakao di Gunungkidul melalui kelompok-kelompok, ini penting dilakukan untuk mengetahui berapa tegakan tanaman kakao di Gunungkidul,” tukas Rabono Ketua Galih.

Sementara itu dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunungkidul, yang diwakili oleh Kabid perkebunan dan holtikultura HK. Adinoto dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kehadirannya beserta jajaranya dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gunungkidul, untuk memenuhi undangan dari Asosiasi petani kakao ini, ia menyampaikan bahwa sudah berkali-kali bertemu dengan Asosiasi ini, terakhir di taman teknologi pertanian di Patuk.

“Saya mendapat WA, tadi pagi dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang intinya menindak lanjuti pertemuan terakhir di taman teknologi pertanian di Patuk itu,” ungkap HK. Adinoto.

Lebih lanjut HK. Adinoto menyampaikan, bahwa di Gunungkidul pada tahun 2024 akan mendapat fasilitasi kegiatan indikasi georafis terkait kakao. Kegiatan tersebut secara Nasional hanya ada 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Gunungkidul dengan komoditas kakao dan Kabupaten Jembrana di Bali dengan komoditas kopi.

“Kementrian mensuport kakao Gunungkidul info dari balai penelitian kopi dan kakao yang berada di Jember Jatim, karena kakao Gunungkidul punya spesifikasi,” katanya.

Spesifikasi kekhasanya, entah terkait topografinya, entah terkait caratanamnya, entah terkait mainset petaninya, menurut balai penelitian kopi dan kakao di Jember, kakao Gunungkidul ada kekhasanya sehingga perlu ada kegiatan yang di fasilitasi melalui Kementrian.

“Kementrian itu punya deputi, namanya deputi pengembangan kekayaan intelektual berbasis industri,” tandas HK. Adinoto.

Kami berharap untuk komoditi kakao ini nantinya ada peremajaan, karena tanaman kakao ini punya usia produksi sampai 25 tahun, itu harus di remajakan. Akan tetapi ketika akan ada peremajaan kadang-kadang petani itu punya rasa eman-eman ( sayang ).

Tatap muka pengurus Asosiasi petani kakao (Galih), dengan Dinas Pertanian dan Pangan di hadiri seluruh pengurus, terlihat susunan pengurus “GALIH” ada nama-nama yang tidak asing lagi baik di dunia aktifis maupun lainya. Seperti Saryati dan Marllina yang merupakan aktifis perempuan dan nama-nama lain, semoga Asosiasi Petani Kakao Gunungkidul ini kedepan semakin maju, berkembang menjadi wadahnya petani kakao di Gunungkidul.

sehatyTV

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Lokakarya Regional Agroekologi- Pembangunan Kawasan Pedesaan “Mempromosikan Transisi Agroekologi dan Pendekatan Kawasan dalam Pembangunan Pedesaan di ASEAN” Surabaya, Indonesia, 27-29 Agustus, 2024

Undangan agroekology ke Surabaya